Polda dan BNNP Harus Bersinergi Tuntaskan Narkoba

03-11-2016 / KOMISI III

Anggota Komisi III DPR Supratman Andi Agtas meminta jajaran Kepolisian Daerah (Polda)  dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Tengah bersinergi dalam menuntaskan kasus nakoba yang masih marak di Kalteng.

 

“Kami meminta jajaran Polda dan BNNP bekerja sama dalam memberantas narkoba, minimal melakukan koreksi internal terhadap penegakkan hukum,” kata politisi F-Gerindra saat rapat kerja dengan Kapolda dan BNNP Kalteng dalam kunjungan kerja (Kunker) Komisi III DPR, Selasa (1/11/2016).

 

Lebih lanjut, Supratman mengatakan, dengan anggaran yang minim kedua lembaga tersebut harus bijak dalam mengelola dan memberdayakannya. “Minimnya anggaran bukanlah suatu persoalan yang harus dijadikan kendala,” ujarnya. 

 

Di tempat yang sama Anggota Komisi III Daeng Muhammad mempertanyakan terkait rendahnya pengawasan terhadap narapidana (Napi) narkoba di lembaga pemasyarakatan (Lapas). Pasalnya, masih banyak ditemukan adanya transaksi peredaran narkoba di dalam Lapas.

 

“Bisa dibayangkan, di Lapas Kelas II A Palangkaraya terdapat 500 lebih napi. Namun, pengawasannya  hanya dilakukan oleh 7 orang. Bagaimana mungkin bisa melakukan pengawasan secara efektif kepada para napi dan napi narkoba kalau daya dukung kurang," ungkapnya.

 

Daeng menilai, kurangnya jumlah personil dan sumber daya manusia (SDM) untuk pengawas terlatih merupakan persoalan paling mendasar terjadinya penyusupan narkoba di dalam Lapas yang hingga kini masih sulit diantisipasi. “Saya yakin betul dari total 7 orang pengawas yang terlatih hanya 2-3 orang. Ini menjadi persoalan. Ke depan, harusnya ada pendidikan khusus terhadap pengawasan di dalam lapas,” harapnya. 

 

Lebih lanjut, politisi asal dapil Jawa Barat itu menjelaskan, ada empat poin utama yang harus dilakukan pemerintah dalam menunjang keberhasilan penegakkan hukum di Indonesia. Pertama, niat baik pemerintah. Kedua, pembangunan SDM yang terlatih dan memadai. Ketiga, strategi akselerasi percepatan. Dan keempat, keberpihakan pemerintah terhadap sektor anggaran. “Menurut saya, jika keempat hal itu tidak dijalankan, penegakan hukum di Indonesia tidak akan optimal,” tutupnya. (tra) foto: tiara/tt

BERITA TERKAIT
Legislator Nilai Penegakan Hukum Meningkat, Dorong Transparansi & Perlindungan Masyarakat
15-08-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi III DPR RI, Bimantoro Wiyono, menilai penegakan hukum di tanah air telah menunjukkan perkembangan signifikan,...
Vonis Mati Kompol Satria dalam Kasus Narkoba Momentum Reformasi di Internal POLRI
14-08-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez menilai putusan vonis mati terhadap mantan Kasatreskrim Polresta Barelang, Kompol Satria...
Anggota Komisi III: Jangan Hilangkan Kesakralan HUT RI karena Polemik Bendera One Piece
07-08-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, meminta semua pihak untuk mengedepankan paradigma konstruktif dalam menyikapi polemik pengibaran...
Libatkan Tim Ahli Independen dan Akuntabel dalam Audit Bukti Kasus Kematian Diplomat Muda
05-08-2025 / KOMISI III
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez mendorong agar ada audit forensik digital terhadap seluruh bukti CCTV...